Skip to main content

Resume Sosiologi Modern



NIM    : 933102515
PRODI : Perbandingan Agama
Mata Kuliah : Sosiologi

Sosiologi Modern

            Negara-negara sebagai induk sosiologi:
1)      Perancis (Agust Comte, Saint Simon)
2)      Jerman (Emile Durkheim, Max Webber, Karl Max, George Simmel)
3)      Inggris (Talcot Parson, dkk)
4)      Amerika (Robert King Merton, G.H Mead)
Kekuatan pemikiran para tokoh
a)      Agust Comte : filsafat sosial (positivisme), fisika sosial.
b)      Emile Durkheim : manusia sebagai makhluk yang selalu mengutamakan kehidupan kelompok.
c)      Karl Max : manusia adalah makhluk produktif
d)     Max Webber : manusia adalah makhluk yang paling rasional (menggunakan logika)
e)      Georgeo Simmel : kehidupan masyarakat selalu diliputi oleh konflik yang melahirkan perubahan.
f)       Talcot Parson : kehidupan manusia itu progresif (berkembang) secara pelan-pelan untuk menjadi lebih baik.
g)      Robert King Merton : kehidupan selalu diwarnai perubahan yang selalu membawa krisis (ada titik perlawanan) dan masa transisi.
h)      G.H Mead : interaksionisme simbolik -manusia adalah makhluk yang paling cerdas dalam memahami simbol (lambang).
Teori sosiologi modern merupakan bagian dari teori sosiologi klasik. Teori ini membahas mengenai tokoh-tokoh sosiologi yang mengembangkan teori-teori sosiologi. Namun untuk mempermudah pemahaman kita maka perlu dibahas tiga paradigma sosiologi, yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial, sebagai permulaan sebelum membahas teori sosiologi modern.

Sosiologi Makro dan Sosiologi Mikro
A.    Teori Fungsionalisme Struktural
1. Teori Fungsionalisme Struktural menurut Kingsley Davis
            Stratifikasi fungsional yakni tingkatan-tingkatan sosial bahwa didalam masyarakat terdapat fingsi-fungsi yang berbeda nilai dan fungsinya, strata ini bertujuan untuk terbentuk secara alamiah (kebutuhan) untuk mencapai individu dalam temapat yang tepat (kedudukan).
2. Teori Fungsionalisme Struktural menurut Talcott Parsons
Talcott Parsons adalah seorang sosiolog kontemporer dari Amerika yang menggunakan pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan prosesnya. Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber. Hal tersebut di ataslah yang menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.
Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.
Teori Fungsionalisme Struktural yang mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat tersebut dikembangkan dan dipopulerkan oleh Talcott Parsons
Teori Fungsionalisme Parsons ini dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua system “tindakan”, yang terkenal dengan skema AGIL.
AGIL. Suatu fungsi (function) adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan system. Dengan menggunakan definisi ini, Parsons yakin bahwa ada empat fungsi penting diperlukan semua sistem – adaptation (A), goal attainment (G), integration (I), dan latensi (L) atau pemeliharaan pola.
Secara bersama-sama, keempat imperative fungsional ini dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan (survibe), suatu system harus memiliki empat fungsi ini:

1)      Adaptation (adaptasi): sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya
2)      Goal attainment (Pencapaian tujuan): sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
3)      Integration (Integrasi): sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
4)      Latency (latensi atau pemeliharaan Pola): sebuah system harus memperlengkapi memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
3. Fungsional Struktural menurut Robert Merton
Teori Fungsionalisme Struktural yang dikemukakan oleh Robert K. Merton ternyata memiliki perbedaan apabila dibandingkan dengan pemikiran pendahulu dan gurunya, yaitu Talcott Parsons. Apabila Talcott Parsons dalam teorinya lebih menekankan pada orientasi subjektif individu dalam perilaku maka Robert K. Merton menitikberatkan pada konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku.
Menurut Robert K. Merton konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu ada yang mengarah pada integrasi dan keseimbangan (fungsi manifest), akan tetapi ada pula konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu yang tidak dimaksudkan dan tidak diketahui. Oleh karena itu, menurut pendapatnya konsekuensi-konsekuensi objek dari individu dalam perilaku tersebut ada yang bersifat fungsional dan ada pula yang bersifat disfungsional.
Anggapan yang demikian itu merupakan ciri khas yang membedakan antara pendekatan Robert K. Merton dengan pendekatan fungsionalisme struktural yang lainnya. perlu diketahui bahwa Teori Fungsional Taraf Menengah yang ia cetuskan tersebut, merupakan pendekatan yang sesuai untuk meneliti hal-hal yang bersifat kecil atau khusus dan bersifat empiris dalam sosiologi.
Merton ini lebih menyukai teori yang terbatas atau teori tingkat menengah, hal ini berbeda dengan gurunya Parsons yang menganjurkan penciptaan teori-teori besar dan luas cakupannya.
a)      Teori ini menekankan keteraturan (order), mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Yang menjadi konsep utamanya adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest, dan keseimbangan.
b)      Masyarakat merupakan suatu sistem sosial, yang terdiri  atas bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Dengan demikian perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lainnya.
c)      Asumsinya, bahwa setiap struktur dalam sistem sosial berfungsi terhadap sistem yang lainnya (fungsional). Sebaliknya kalau struktur itu tidak fungsional maka akan hilang atau tidak ada dengan sendirinya.
d)     Penganut teori ini cenderung untuk melihat hanya pada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem yang lainnya, yang dapat beroperasi menentang fungsi-fungsi lain dalam suatu sistem sosial.
B.     Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the self) dan dunia luarnya. Di sini Cooley menyebutnya sebagai looking glass self. Artinya setiap hubungan sosial di mana seseorang itu terlibat merupakan satu cerminan diri yang disatukan dalam identitas orang itu sendiri. Jadi maksudnya kita bisa melihat atau mengoreksi diri kita dengan melalui orang lain. Esensi dari teori ini adalah simbol dan makna. Makna adalah hasil dari interaksi sosial. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, ita berusaha mencari makna yang cocok dengan orang tersebut. Kita juga berusaha mengintepretasikan maksud seseorang melalui simbolisasi yang dibangun.
Seperti namanya, teori ini berhubungan dengan media simbol dimana interaksi terjadi. Tingkat kenyataan sosial sosial yang utama yang menjadi pusat perhatian interaksionisme simbolik adalah pada tingkat mikro, termasuk kesadaran subyektif dan dinamika interaksi antar pribadi.
Teori interaksionisme simbolik memberikan gambaran mengenai hakikat kenyataan sosial yang berbeda secara kontras yang terdapat dalam interaksionisme simbolik. Bagi interaksionisme simbolik, organisasi sosial tidak menentukan pola-pola interaksi. Organsisasi muncul dari proses interaksi.
Akar dari teori interaksionisme simbolik yang merupakan yang terpenting dalam karya Mead adalah  pragmatisme dan behaviorisme. Pragmatisme adalah pemikiran filsafat yang meliputi banyak hal. Ada beberapa aspek pragmatisme yang mempengaruhi orientasi sosiologis. Namun diantara empat aspek itu ada tiga yang penting bagi interaksionisme simbolik. Pertama, adalah memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dan dunia nyata. Kedua, memandang baik aktor maupun dunia nyata sebagai proses dinam.is dan bukan sebagai struktur statis. Ketiga, arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan kehidupan sosial. Sementara behaviorisme berpendapat bahwa manusia harus dipahami berdasarkan apa yang harus dilakukan.
Pemikiran  terpenting dalam interaksionisme simbolik adalah pemikiran  George H. Mead. Menurut Mead dari dunia sosial itulah muncul kesadaran, pikiran, diri, dan seterusnya atau yang terkenal dalam buku Mead yaitu Mind, Self, and Society. Menurut Mead dalam tindakan sosial ada empat tahapan yang saling berhubungan. Yaitu impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumiasi. Mead juga mengatakan bahwa dalam tindakan sosial ada mekanisme dasarnya yaitu sikap isyarat. Sikap isyarat ini bisa berupa isyarat signifikan dan isyarat nonsignifikan. Isyarat sisgnifikan ini berupa bahasa yang merupakan fakttor penting dalam pekembangan khusus kehidupan manusia. Bahasa ini menjadi simbol sisgnifikan yang membedakan manusia dengan binatang. Binatang bisa membuat isyarat suara tapi isyarat suara itu tak sisgnifikan bagi binatang lain. Hanya manusia yang bisa membuat simbol signifikan yang disebut bahasa. Bahasa ini punya fungsi menggerakkan tanggapan yang sama di pihak individu yang berbicara dan juga di pihak lannya. Isyarat signifikan ini merupakan isyarat yang jauh lebih efektif dan memadai untuk saling menyesuaikan diri dalam tindakan sosial menurut Mead daripada isyarat nonsignifikan.
Yang paling penting dari teori Mead ini adalah fungsi lain simbol signifikan, yakni memungkinkan proses mental,berpikir. Simbol signifikan ini juga berarti interaksi simbolik. Artinya orang dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat tapi juga melalui simbol sisgnifikan. Bahkan  interaksi dengan melalui simbol yang signifikan berupa bahasa, kita akan lebih mudah untuk saling memahami makna yang ingin disampaikan. Dengan begitu interaksi akan berlangsung jauh lebih efektif daripada hanya menggunakan isyarat atau simbol yang tak signifikan saja.
C.     Teori Pertukaran (sebab-akibat)
Prinsip-prinsip dasar teori pertukaran
1.        Memusatkan perhatian pada terjadinya konsep “untung-rugi” dalam masyarakat sebagaiman madzhab ekonomi.
2.        Konsep “cost-reward” berlaku dalam tindakan sosial masyarakat.
3.        Adanya perilaku yang nyata, bukan tindakan yang subjektif.
4.        Setiap tindakan individu harus dimaknai sebagai keinginan untuk menghindari penderitaan atau masalah yang lebih sulit.
5.        Perilaku kerjasama, ketergantungan merupakan bentuk pertukaran.
6.        Solidaritas sosial, memiliki unsur pertukaran.
7.        Interaksi sosial : transaksi sosial (pertukaran).
8.        Semua tindakan sosial ditunjukkan untuk mendapat balasan.
Teori pertukaran dibagi menjadi dua pertukaran langsung dan tidak langsung;
a.       Pertukaran langsung
Melibatkan dua orang si A dan si B, kedua belah pihak ini terlibat secara timbal balik secara emosional membentuk segmental (kekuatan kelompok).
b.      Pertukaran tidak langsung
Si A > B > C > D > A, melibatkan banyak orang. Pertukaran ini menyumbang integrasi akan solidaritas kelompok yang lebih besar dengan cara yang efektif.
Pertukaran menurut Levis Strauss
·         Pertukaran adalah untuk komitmen moral individu kelompok
·         Pertukaran ekonomi dan pertukaran sosial menjadi motivasi individu atau kelompok menjadi integrasi.
·         Lahirnya teori pertukaran ini dilatarbelakangi oleh situasi konfrontasi polemik antara orientasi individualistik dan kolektivitis.
·         Setiap individu dalam melaksanakan integrasi selalu mempertimbangkan ekonomi (materi) dan sosial.
·         Setiap individu memiliki komitmen moral kepada kelompok untuk melakukan transaksi-transaksi sosial
·         Teori pertukaran dilatarbelakangi adanya kepentingan individualistik dari seorang kapitalis.
Pertukaran menurut George Homans
·         Konsep pertukarannya didasari oleh konsep psikologi perilaku dan perilaku ekonomi.
·         Integrasi sosial diciptakan oleh individu.
·         Integrasi lebih menekankan adanya tuntutan emosional atau psikologis.
·         Kelompok kecil merupakan satuan dasar yang terdapat dalam semua tipe struktur sosial budaya.
·         Individu sebagai peranan utama dalam kelompok
Pertukaran menurut Peter Blau
·         Prinsip pertukaran didasari atas perilaku dasar manusia yang selalu mengharap imbalan.
·         Perilaku altristik didorong oleh untuk mendapat pujian sosial.
·         Dengan imbalan dan pujian sosial individu dalam berinteraksi selalu didasari oleh kebutuhan orang lain (prilaku ini di gambarkan seperti orang yang sedang jatuh cinta) yakni adanya komitmen hubungan timbal balik, daya tarik emosional.
·         Prilaku altruistik yaitu prilaku sedekah atau care.
D.    Teori Perubahan Sosial
Prinsip perubahan sosial
1)      Gejala yang wajar yang timbul dari interaksi manusia
2)      Karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat (geografis, biologis, ekonomi, atau kebudayaan)
3)      Perubahan bersifat priodik dan priodik
4)      Perubhan merupakan lingkaran kejadian-kejadian.
Istilah perubahn yang sering digunakan untuk menyatakan perubahan sosial;
·         Evolution.
·         Development = perubahn yang lebih baik.
·         Progress = berkelanjutan.
Semuanya meyatakan suatus perjalanan dari yang relatif sederhana, seragam, menuju keadaan tertentu yang lain kompleks, beragama dan heterogen.
Perubahan sosial dan perubahan kultural
·         Perubahn ekonomi membawa dampak pada perubahan gaya hidup
·         Kemajuan teknologi mempengaruhi cara kerja manusia
·         Penguasaan ilmu pengetahuan mempengaruhi sistem cara pandang dan pikir masyarakat.
Ekonomi – ilmu pengetahuan – teknologi, saling berkaitan.
            Arah perubahan sosial, dapat dijelaskan dalam dua bentuk;
1)      Diskripsi, membandingkan dengan keadaan sebelumnya, ekonomi keluarga; -dahulu setiap keluarga memiliki peranan dalam keluarga ayah, ibu dan anak-anak. -Sekarang peranan itu telah digantikan oleh orang tua sepenuhnya, sementara anak hanya berkewajiban sekolah, terdapat perbedaan peran.
2)      Interpretasi Analisi; perubahan fungsi gender, fungsi perempuan telah berubah, dari fungsi domestik kedalam keadaan fungsi publik. Apakah hal in menunjukkan peran perempuan menjadi lebih besar? Atau justru sekarang perempuan dieksploitasiu kedalam peran ganda
Makna perubahan sosial, menurut :
1)      Pitirim A. Sorokin
-          Perubahan yang selalu cenderung membawa unsur yang tetap dan tertentu, tidak akan berhasil dengan baik.
-          Tidak ada perubahan yang bersifat melingkar.
2)      Jhon Levis Gilin
Perubahan adalah variasi dari cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh faktor geografis, kebudayaan materi, komposisi penduduk, ideologi, penemuan baru.
3)      Wilbert E. Moore
-          Perubahan merupakan hal yang normal.
-          Bagi masyarakat atau kebudayaan manapun, perubhan cepat dan tetap.
-          Perubahan bukan hal yang parsial, bukan sementara, bukan krisis sementara.
E.     Teori Konflik
Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme struktural dan akibat kritik. Pendirian teori konflik dan teori fungsionalis disejajarkan. Menurut fungsionalis, masyarakat adalah statis atau masyarakat masyarakat berada dalam keadaan berubah secara seimbang. Tetapi menurut darendorf, dan teori konflik lainnya, setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan.fungsionalis menekankan keteraturan masyarakat, sedangkan teoritisi konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Fungsionalis menyatakan bahwa setiap elemen masyarakat berperan dalam menjaga stabilitas. Teoritisi konflik melihat berbagai elemen kemasyarakatan menyumbang terhadap disintegrasi dan perubahan.
Fungsionalis cenderung melihat masyarakat secara informal diikat oleh norma, nilai dan moral. Teoritisi konflik melihat apapun keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang berada di atas. Fungsionalis memusatkian perhatian pada kohesi yang diciptakan oleh nilai bersama masyarakat.
1)      Teori ini dibangun untuk menentang secara langsung teori fungsionalisme struktural. Tidaklah mengherankan apabila proposisi yang dikemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan teori fungsionalisme struktural. Tokoh utama teori ini adalah Ralf Dahrendrof.
2)      Masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai dengan pertentangan yang terus menerus diantara unsur-unsurnya.
3)      Setiap elemen dalam masyarakat akan memberi dukungan bagi disintegrasi sosial. Bertentangan  dengan teori fungsionalisme struktural, yang menganggap bahwa setiap elemen atau institusi dapat memberikan dukungan terhadap  stabilitas.
4)      Keteraturan dalam masyarakat itu hanya disebabkan oleh adanya tekanan atau pemaksaan dari golongan yang berkuasa. Sedangkan dalam teori fungsionalisme struktural, semua yang teratur dalam masyarakat adalah karena adanya nilai-nilai moralitas umum.
5)      Tesis sentral teori ini adalah wewenang dan posisi. Keduaya merupakan fakta sosial. Intinya adalah “distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata, tanpa kecuali menjadi faktor yang menentukan konflik secara sistematis”.
6)      Berghe mengemukakan empat fungsi dari adanya konflik (masalah), yaitu:
a)      Sebagai alat untuk memelihara solidaritas.
b)      Membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lainnya.
c)      Mengaktifkan peran individu yang semula terisolasi.
d)     Konflik berfungsi sebagai komunikasi.
Sementara itu, teori konflik ini juga telah dikritik dengan berbagai alasan. Misalnya, teori ini diserang karena mengabaikan ketertiban dan stabilitas, sedangkan fungsionalisme struktural diserang karena mengabaikan konflik dan perubahan. Teori konflik juga dikritik karena berideologi radikal, sedangkan fungsionalisme dikritik karena ideologi konservatifnya. Bila dibandingkan dengan fungsionalisme struktural, teori konflik tergolong tertinggal perkembangannya.
Kritik yang dilancarkan terhadap teori konflik dan fungsionalisme struktural maupun kekurangan yang melekat di dalam masing-masing teori itu, menimbulkan beberapa upaya untuk mengatasi masalahnya dengan merekonsiliasi atau mengintegrasikan kedua teori itu. Asumsinya adalah bahwa dengan kombinasi maka kedua teori itu akan menjadi lebih kuat ketimbang masing-masing berdiri sendiri.
Pemikiran awal tentang fungsi konflik sosial berasal dari George Simmel, tetapi diperluas oleh Coser, yang menyatakan bahwa konflik dapat membantu mengeratkan ikaatan kelompok yang terstruktur secara longgar. Masyarakat yang mengalami disintegrasi atau berkonflik dengan masyarakat lain, dapat memperbaiki kepaduan integrasi.
Konflik juga membantu fungsi komunikasi. Sebelum konflik, kelompok-kelompok mungkin tak percaya terhadap posisi musuh mereka. Tetapi akibat konflik posisi dan batas antarkelompok ini sering menjadi diperjelas. Karena itu individu bertambah mampu memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam hubungannya dengan musuh mereka. Konflik juga memungkinkan pihak yang bertikai menemukan ide yang lebih baikmengenai kekuatan relative merekadan menigkatkan kemungkinan untuk saling mendekati atau saling berdamai.

Comments

  1. The Best Casino | Dr.Mcd.com
    The Best Casino. Casino in Las Vegas. Experience a luxurious 서산 출장안마 experience at a low-stakes casino 동두천 출장마사지 and enjoy a luxurious vacation 광주광역 출장샵 with us 삼척 출장안마 on 충청북도 출장마사지 our

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

HELLENISME

HELENISME MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “FILSAFAT UMUM” Dosen pembimbing SAIFUL MUJAB, S.TH.I., MA.   Disusun oleh:   1.Riadhotul Jannah       (933100615) 2.Prasetyaningtias      (933100915) 3.Moh.Ghozali           (933101815)  4.Fahmi fakhruddin G (933102515) JURUSAN USHULUDDIN PRODI PERBANDINGAN AGAMA SEKOLAH TINGGI  AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2016 KATA PENGANTAR Dengan puji Syukur kehadirat Allah senantiasa melimpahkan Rahmad dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang  telah menunjukkan kepada kita semua dari jalan yang batil menuju jalan yang hak yaitu dengan adanya Agama islam. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Mujab selaku Dosen matakuliah filsafat umum  yang telah membimbing kami dengan sebaik-baiknya dalam pembuatan makalah ini. Dan apabila masih ba

Antropologi

DINAMIKA MASYARAKAT dan KEBUDAYAAN MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ ANTROPLOGI ” Dosen pembimbing ZUHRI HUMAIDI Disusun oleh: 1.       FAHMI FAKHRUDDIN G         (933102515) 2.       MOH. GHOZALI                        (933101815) 3.       ACHMAD ANWAR S                 (933102115)     JURUSAN USHULUDDIN PRODI PE RBANDINGAN AGAMA SEKOLAH TINGGI   AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2016 BAB I PENDAHULUAN     A.     Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu cara hidup manusia. Manusia mempunyai salah satu sifat yang paling mendasar yaitu berubah atau melakukan perubahan. Perubahan tersebut tentu mempengaruhi cara – cara hidup manusia beserta masyarakat sekitarnya sehingga terjadilah perubahan kebudayaan atau yang disebut dengan dinamika kebudayaan. Dinamika kebudayaan merupakan suatu hal yang unik dan menjadi perhatian para ahli antropologi. Para ahlipun banyak meneliti hingga terlahirlah konsep – konse

COVER makalah IAIN Kediri

ISLAM UNTUK SELURUH MANUSIA MAKALAH Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah TAFSIR TEMATIK Dosen Pengampu : Prof. Fauzan Saleh, Ph.D Disusun oleh : FAHMI FAKHRUDDIN GHOZALY (931325314) PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA JURUSAN USULUDDIN dan ILMU SOSIAL SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 201 6